Jumat, 30 Maret 2012


ISLAM Vs SAPI...???
Kabupaten Kudus merupakan salah satu kabupaten di Jawa Tengah, yang letaknya di pantai utara Jawa, yang dikategorikan sebagai kota kuno, yang dikenal sebagai kota bersejarah. Hal ini terbukti banyak peninggalan sejarah, kepurbakalaan, cagar budaya, tradisi dan adat istiadat leluhur. Terutama, pada transisi agama Hindu ke Islam, yaitu masa berkembangnya agama Islam di Pulau Jawa.
Beliau adalah Sunan Kudus yang bernama asli Syekh Ja’far Shodiq. Beliau pula yang menjadi salah satu dari anggota Wali Sanga sebagai penyebar Islam di Tanah Jawa. Sosok Sunan Kudus begitu sentral dalam kehidupan masyarakat Kudus dan sekitarnya. Kesentralan itu terwujud dikarenakan Sunan Kudus telah memberikan pondasi pengajaran keagamaan dan kebudayaan yang toleran.
Salah satu santri sunan kudus yang pandai dan berwajah tampan adalah Raden Mas Bagus. Raden Mas Bagus, putra bangsawan Mataram. Dan, karena kepandaian dan ketampanannya itu, salah satu putri bangsawan Hindu pada saat itu jatuh cinta, ia bernama Aruna Amrita Kalinda yang cantik jelita.
Kedua muda-mudi itu akhirnya berjanji sehidup semati. Akan tetapi, janji kesetiaan itu didengar oleh Sunan kudus. Sunan kudus tidak mengizinkan hubungan mereka karena perbedaan keyakinan. Karena hubungan Raden Mas Bagus dan Aruna Amrita Kalinda semakin menjadi-jadi, Sunan Kudus akhirnya memberikan tugas-tugas yang berat untuk Raden Mas Bagus agar mereka berpisah. Akan tetapi hal tersebut itu justru dimanfaatkan Raden Mas Bagus dan Aruna Amrita Kalinda untuk mempererat hubungan mereka hingga Sunan Kudus kehabisan ide untuk memisahkan mereka. Hingga akhirnya Sunan Kudus melarang menyembelih sapi kepada para pengikutnya. Bukan saja melarang untuk menyembelih, sapi yang notabene halal bagi kaum muslim juga ditempatkan di halaman masjid kala itu. (hal ini dimaksudkan agar sang putri Aruna Amrita Kalinda dan keluarganya masuk Islam). Langkah Sunan Kudus tersebut tentu mengundang rasa simpatik putri Aruna Amrita Kalinda dan keluarganya masuk Islam serta masyarakat hindu  yang waktu itu menganggap sapi sebagai hewan suci. Mereka kemudian berduyun-duyun mendatangi Sunan Kudus untuk  bertanya banyak hal lain dari ajaran yang dibawa oleh beliau. Lama-kelamaan, bermula dari situ, masyarakat semakin banyak yang mendatangi masjid sekaligus mendengarkan petuah-petuah Sunan Kudus tak terkecuali putri Aruna Amrita Kalinda dan keluarganya. Islam tumbuh dengan cepat.
Dan akhirnya Raden Mas Bagus dan Aruna Amrita Kalinda hidup bersama.
Sampai sekarang ajaran itu masih dianut masyarakat Kudus. Tidak mengherankan jika di Kudus terkenal dengan kuliner dari kerbau, bukan sapi, seperti sate dan soto kerbau. Sunan Kudus tidak pernah menutup Kudus bagi orang beragama lain. Dia ingin setiap pemeluk agama bergandengan tangan membangun kesucian dengan keyakinan dan cara masing-masing.
                                                            Oleh: Qoniatu Saadah (11310090/BSA C)
                                                            Tugas: ke-4/23 Maret 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar